Minyak Zaitun atau Olive Oil (Olea europaea), adalah minyak yang diperoleh dari buah zaitun yang berasal dari daerah Mediterania (Timur) ribuan tahun yang lalu . Mengenai detail kajian ilmiah dan asal-usulnya bisa ikuti artikelnya disini

(Gambar dari Tempo.co)

(Gambar dari Berandanews)
Dalam konteks manfaat untuk rambut,
beberapa dari banyak sekali manfaat minyak zaitun diantaranya membantu
mengkilapkan rambut dengan menutrisi dan memperkuat akar rambut,
mencegah terjadinya ketombe, mengurangi terjadinya kerontokan,
mempertahankan warna alami rambut dan kelebihan dari minyak zaitun ini
adalah tidak ada efek samping yang ditimbulkan ketika menggunakannya.
Dari sekian banyak dari manfaat minyak
zaitun, banyak juga ragam minyak zaitun yang kita temui di peredaran
dengan beraneka ragam variasi harga jualnya.

(gambar dari Jendela Alam)
#1. Extra Virgin Olive Oil
Inilah tingkatan harga minyak zaitun
paling mahal dikelasnya. Merupakan minyak yang dihasilkan pada perasan
pertama buah zaitun yang diolah secara organik melalui proses dingin,
tanpa melibatkan bahan kimia apapun dan tanpa mengalami proses
pemanasan. Ciri dari minyak zaitun ini memiliki warna umum yang
kehijauan dan tidak akan mengalami pembekuan jika dimasukkan ke dalam
lemari es.
#2. Virgin Olive Oil
Perasan kedua dari Olive oil dalam pengolahan organik dan masih dalam proses dingin ‘cold press‘ dihasilkan Virgin Olive Oil.
#3. Fino Olive Oil
Merupakan Olive Oil yang dihasilkan dari campuran antara Extra Virgin dan Virgin Olive Oil.
#4. Pure Olive Oil
Merupakan Campuran dari Refined
(Telah diolah melalui proses kimia) dan Virgin Olive Oil. Dan cocok
untuk dalam pencampuran pemanasan dengan suhu tinggi (pomade misalnya, red).
#5. Pomace Olive Oil
Olive Oil yang dihasilkan dari residu (sisa) minyak Zaitun. Grade rendah dan tahan untuk penggunaan suhu panas.
#6. Lite Olive Oil
Kualitas terendah dari Minyak Zaitun, hanya mengandung sedikit minyak Zaitun.
Sebuah Alternatif untuk personal brew (konsumsi pribadi) dengan Vaseline Pure Petroleum Jelly Original.
2.PETROLATUM

Bahasan kali ini menggunakan produk vaseline berukuran 250 ml (kira-kira 250 gram berat). Vaseline original produk Unilever Made in India yang di import oleh PT. PAN PACIFIC DEVELOPMENT dengan kode Badan POM CL0905701142.

Perlu dipahami pula bahwa fungsi dari petrolatum ini tidak hanya sekedar digunakan untuk bahan pembuatan ‘petroleum based pomade‘ saja. Banyak sekali aplikasinya untuk berbagai macam produk kosmetik lainnya seperti perawatan kulit dan lain-lain.
3.Cocoa Butter/Lemak Kakao/Theobroma Oil
Cocoa Butter/Lemak Kakao/Theobroma Oil
Mencoba bercerita lagi mengenai bahan, berupa Cocoa Butter atau sederhananya lemak kakao dan kerennya Theobroma Oil.

Kembali ke bahasan dalam kategori ini,
bagi para brewer pomade, cocoa buter satu ini cenderung digunakan untuk
menghasilkan pomade organic atau bisa juga vegan pomade yang kental dengan nuansa natural sebagai alternatif pengganti shea
butter yang terkesan lebih lengket jika digunakan, dan sembari kembali
mengingat bahwa dalam pengolahan untuk menghasilkan lemak ini diolah
tanpa melibatkan bahan kimia apapun.
Inilah salah satu raja pelembab alami, dalam konteks manfaat nya untuk rambut akan sangat berguna sebagai conditioner
untuk rambut yang kering (sebagai fungsi melembabkan dan bukan berarti
hanya berguna untuk tipe rambut kering saja). Selain sebagai fungsi
pelembab dan menebalkan rambut, lemak kakao ini merupakan antioksidan
konsentrasi tinggi (beberapa mengatakan antibakteri) dengan kandungan tocopherol atau vitamin E didalamnya (memperpanjang masa/usia keawetan suatu produk dalam hal ini pomade) atau dengan kata lain anti tengik pada sebuah produk pomade, bukan hanya vitamin E saja namun juga mengandung Vitamin A dan C.
Intermezo, inilah mengapa pada batch #3 (Final Batch) Peloemas Ramboet Lali Djoengkatan (yang notabene petrol base/solidified brilliantine) akhirnya menjawab segala saran, review, kritikan tajam dan melakukan koreksi substitusi formula ulang tanpa meninggalkan konsep dan misi awal mencoba mengkombinasikan citarasa klasik petrol dengan sentuhan sedikit sisi manfaat di dalamnya dan mengurangi efek panas pada aplikasi menggantikan komposisi lanolin dengan cocoa butter yang lebih banyak manfaatnya.
Minimal meskipun sekedar berfungsi melumasi saja atau tendensi klimis dan masuk tataran light dengan sedikit sekali daya set, memiliki
sedikit tambahan manfaat dan bukan sekedar melulu menonjolkan kesan
tampilan klimis belaka. Mengkombinasikan Petrol Based dengan injeksi
fungsional bahan organik di dalamnya (antioksidan, anti tengik,
pelembab, kondisioner, mempertebal rambut).

Kembali ke Bahasan, mengenai soal harga
mentega coklat ini, silakan di bandingkan dan googling sepuasnya pasti
menemukan jawabannya. Dan pada akhirnya ada satu hal akan terjawab
mengapa organic pomade atau vegan pomade yang menggunakan bahan butter
(cacao, shea, mango dan lainnya) memiliki harga yang rata-rata di atas
harga pomade petrol (kebetulan penulis lebih keseringan menyimak
dinamika harga pomade luar), ‘Ana Rega Ana Rupa‘ kurang lebih begitulah timpalan sederhananya.
Meskipun tidak melulu ditafsirkan bahwa
organic itu mahal, kembali pada kejelian kita mengoptimalkan selera
eksperimen dan berani mencoba dengan wacana yang kita dapat mengenai
asyiknya seni bermain pomade, berani mencoba berani salah berani gagal
berani di cela dan berpijak dari kesemuanya itu sepertinya seiring waktu
berjalan bisa dikondisikan bahwa sesuatu yang bercita rasa organic dan
berkualitas tidak lah harus melulu dibanderol dengan harga mahal.
4.BEES WAX/MICROCRYSTALLIN WAX
Gambar sebelah kiri adalah microcrystallin
wax dan kanan adalah natural beeswax ( yang telah dicairkan tanpa
adanya tambahan material apapun didalamnya. Sekilas wujud fisik ‘raw’
kedua material wax tersebut memiliki warna dan tingkat kekerasan yang
berbeda. Di sini natural beeswax memiliki tingkat kekerasan sedikit di
atas microcrystallin wax. Dari warna, micro crystallin wax berwarna
kekuningan mirip padatan keju dan tekstur nya lebih lembut. Sedangkan
natural beeswax memiliki warna umum coklat, meskipun coklat dalam hal
ini terkadang memiliki tingkat variasi yang bermacam-macam, bisa coklat
tua, coklat muda, mendekati warna orange atau bahkan sedikit coklat
keputihan menyesuaikan beeswax yang dihasilkan dari peternak nya.
Dari sisi aroma, microcrystallin wax lebih
terkesan memiliki aroma tawar sehingga sangat memungkinkan untuk
dicampur aroma lain (fragrance) karena aroma micro wax tidak terlalu
mendominasi dalam campuran tersebut. Sedangkan Natural beeswax yang
notabene berasal dari lebah telah memiliki aroma khas dan tidak jauh
berbeda dengan aroma madu, sehingga ketika diolah dan dicampur dengan
aroma terkadang aroma natural ini masih dominan untuk muncul.
Paparan tersebut jika salah satu temen
‘brewer’ menggunakan salah satu dari bahan tersebut. Untuk masalah harga
bahan dasar, ada perbedaan yang sangat jelas antara micro wax dan
beeswax. Mengingat microwax yang tidak lain adalah produk turunan minyak
bumi dan beeswax adalah produk natural dari lebah, sehingga dari harga
kiloan nya pun juga berbeda. Katakanlah, misalnya jika harga microwax
per kilogram adalah 10 ribu rupiah, untuk beeswax bisa berada di harga
30-50 ribu rupiah (tergantung dari kualitas, warna, tingkat kebersihan
beeswax). Gambaran yang pasti dari kilasan tersebut adalah memang
beeswax memiliki harga yang lebih mahal daripada microwax untuk pasar
Indonesia.
Kemudian, apakah pomade yang berbahan micro atau beeswax memiliki karakter yang sama? Logis, dengan bahan dasar berbeda akan memiliki hasil akhir dan karakter yang berbeda pula tentunyaContoh pomade berbahan micro salah satunya adalah Mu**ays Superior sebagai contoh dan yang berbahan Beeswax kita ambil contoh frankeng**ase. Dari ‘feel’ dalam colekan nya, visualisasi keduanya, cara aplikasinya bahkan hasil aplikasi nya (dalam hal ini kita asumsi bahwa kedua contoh dalam tingkat kekerasan medium heavy) akan memberikan hasil yang berbeda, bahkan tingkat kemampuan pewarna untuk tercampur dengan kedua varian wax tersebut juga berbeda, microwax lebih mudah untuk menerima pewarna lain karena warna dasar nya yg lebih terang daripada beeswax, berbeda dengan beeswax yang telah memiliki warna alami kecoklatan akan sedikit meluluhkan pewarna yang di campur ke dalam nya (misal beeswax kita kasih warna hitam, hasil akhir nya bisa menjadi abu tua) kurang lebih demikian.Dan semua pasti akan kembali ke pribadi masing-masing pembaca, ada yang suka dengan pomade yang berbahan micro wax dan ada pula yang suka dengan beeswax dengan segala argumentasi masing-masing, menyesuaikan denga kesukaan dan kepuasan masing-masing.Sekilas yang bisa penulis ceritakan, sedikit atau banyak semoga membawa manfaat dan menambah wacana kita semua sebagai penikmat ‘pomade’. Indahnya berbagi.